SDN 1 MEKARTANI

SDN 1 MEKARTANI
Profil

Teknologi dalam Pendidikan : Peranan Gadget untuk Pendidikan

  
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi dengan kehidupan manusia seakan-akan tidak dapat dipisahkan. Dengan kemajuan teknologi kita dapat memperoleh berbagai informasi yang ada di belahan dunia. Kemajuan teknologi tentunya menyebabkan perubahan yang begitu besar terhadap kehidupan umat manusia di berbagai bidang dan memberikan dampak yang begitu besar terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dianut masyarakat, termasuk gaya hidup dan pola pikir masyarakat.
       Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Teknologi memiliki berbagai macam jenis yang tidak terhitung jumlahnya. Salah satu contoh teknologi yang paling populer pada era globalisasi ini adalah gadget.Beberapa orang pernah bahkan sering mendengar kata “gadget”.

      Beberapa tahun yang lalu gadget hanya dimiliki oleh kalangan pembisnis untuk kelancaran pekerjaannya.
          Namun, sekarang gadget telah dimiliki oleh setiap kalangan. Hal ini dikarenakan bentuk gadget yang beraneka ragam dan sangat menarik serta memiliki berbagai fungsi selain untuk berkomunikasi juga untuk berbagi, mencipta, dan menghibur dengan audio, video, gambar, tulisan, musik dan sebagainya. Sebagai salah seorang yang hidup pada era globalisasi ini kita perlu mengikuti segala perkembangan yang terjadi khususnya di bidang teknologi seperti gadget. Namun, perlu diperhatikan bahwa fasilitas yang disediakan oleh gadget tidak hanya menimbulkan dampak positif tetapi juga menimbulkan dampak negatif.
        Perkembangan gadget dewasa ini sangat luar biasa, bahkan penggunaannyapun sudah merambah jauh ke desa termasuk menghilangkan batas usia pemakainya. Sebagai gambaran, kita bisa melihat banyak balita yang sudah mampu menggunakan dan mengoperasikan gadget walaupun belum mengenalnya dengan baik. Anak-anak jaman sekarang memang merupakan digital native yang menjadikan gadget sebagai dunianya.
       Gadget sendiri bisa menggambarkan kecanggihan peranti elektronik yang terus berkembang, bahkan bisa dikatakan gadget sebenarnya gadget adalah alat komunikasi multi fungsi. Bisa dipakai untuk menelepon, menulis pesan, menulis catatan, permainan, mengirim email, dan sebagainya. Semakin multi fungsi, semakin kerenlah gadget tersebut. Termasuk dalam jenis ini adalah laptop dan handphone.
          Mulai dari handphone CDMA yang tidak berkamera dan selalu dibawa ke sekolah, smartphone yang disimpan di rumah dan diaktifkan setelah pulang sekolah, Ipad, Ipod, PSP, Iphone bahkan laptop. Artinya, siswa sudah tidak asing dengan keberadaan gadget. Gadget menjadi kebutuhan siswa karena fungsi dan macam-macam fitur yang disediakan. Kebutuhan ini terutama dalam hal sosialisasi dan update berita terkini. Gadget di kalangan mereka juga tidak lepas dari keberadaan sosial media dan perkembangan internet. Dominansi Facebook, twitter, email, blog, atau youtube menjadi bagian yang tak kalah pentingnya dalam kehidupan mereka.
      Fenomena lonjakan sosial media dalam gadget ini sering kali membuat siswa mengenyampingkan proses belajar, baik di rumah maupun sekolah. Perhatiannya tersedot pada fitur-fitur gadget yang menarik, pada status dan komentar, dan pada kicauan di twitter. Pengalihan perhatian semodel ini tentu saja mengganggu proses penyerapan informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa. Kadang tidak jarang ditemui berita tentang siswa yang tidur larut malam hanya untuk memenuhi rasa penasarannya di depan internet. Untuk itu, harus ada cara agar siswa bisa tetap bersemangat belajar dengan memanfaatkan gadget yang dimilikinya.
     Sebenarnya, gadget-gadget ini bisa menjadi modal bagi guru dalam mengembangkan kreatifitasnya mengajar. Pola mengajar yang paling tepat bagi siswa di era digital ini adalah dengan mengajaknya belajar dalam dunianya, yaitu dunia digital. Untuk itu, gadget  menjadi hal yang mudah untuk digunakan dalam pembelajaran. Justru, guru sebaiknya tidak lari dari dunia siswa yang dipenuhi tekhnologi jika ingin tetap didengar dan diperhatikan. Masuklah ke dunia siswa sehingga bisa mendampingi mereka menggunakan gadget dengan bijak.
         Banyak orang beranggapan bahwa dengan memiliki gadget, artinya orang sudah bisa banyak hal yand dulu tidak bisa dilakukan. Bahkan ada yang menanggap bahwa memiliki gadget adalah sebuah keharusan, sebuah kewajiban bagi setiap orang. Terlebih mereka yang merasa diri berada dalam era dunia digital. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan gadget. Gadget adalah seperangkat peralatan modern yang didominasi oleh digital yang dibuat manusia untuk membantu manusia dalam mempermudah hidupnya. Kebanyakan orang yang menggunakan gadget adalah kalangan atas, mereka yang mempunyai cukup dana untuk memiliki gadget. Namun, seiring perkembangan teknologi yang amat cepat, kini tidak hanya orang dari kalangan atas saja yang mampu memiliki gadget. Orang dari kalangan biasa pun mampu memiliki dan cukup mahir menggunakan gadget. Apakah ini bisa dikatakan sebuah kemunduran atau justru sebuah kemajuan? Tergantung dari sisi mana kita melihat dan mengkritisinya.
           Gadget yang diciptakan dimaksudkan untuk membantu manusia lebih mengefektifkan waktu dan mempermudah manusia dalam melakukan kegiatan. Namun rupanya telah terjadi pergeseran fungsi gadget. Dari alat canggih yang seharusnya membantu manusia berbalik arah menjadi alat yang mengganggu bahkan membelenggu manusia dalam beraktivitas. Ini semua tergantung dari bagaimana cara kita menggunakan gadget tersebut. Penggunaan gadget secara bijaksana akan lebih banyak membantu kita dalam beraktivitas. Penggunaan gadget secara berlebihan akan menghambat kita untuk berkembang dan maju.
          Gadget merupakan salah satu teknologi yang sangat berperan pada era globalisasi ini. Sekarang gadget bukanlah benda yang asing lagi, hampir setiap orang memilikinya. Tidak hanya masyarakat perkotaan, gadget juga dimiliki oleh masyarakat pedesaan. Contohnya saja televisi dan handphone yang kini telah dinikmati oleh masyarakat pedesaan. Selain itu, disetiap rumah paling tidak kita akan menemukan sedikitnya dua buah macam gadget. Gadget mutakhir seperti Blackberry (BB) atau iPhone kini sudah menjadi bagian vital dari kehidupan seseorang sehingga selalu dibawa ke mana pun, termasuk saat pergi ke toilet sambil menggunakan gadget mutakhir ini sehingga penggunanya sering kali menjadi lupa diri karena asyik bermain games, chat, atau BBM-an.
           Bagi sebagian orang, gadget bisa disebut sebagai pasangan hidup. Karena tanpa gadget mereka akan merasa sangat kesulitan. Bagi orang-orang tersebut, gadget merupakan benda yang mutlak mereka miliki. Bahkan tidak jarang diantara mereka yang rela menghamburkan uang untuk mengoleksi gadget-gadget kesukaan mereka. Mengoleksi gadget tidak dilarang tetapi malah dianjurkan karena gadget yang super fungsi ini dapat membantu mempermudah pekerjaan kita. Dengan catatan harus disesuaikan dengan pendapatan. Jika kita tidak pandai mengatur pendapatan dan pengeluaran, maka keinginan untuk mengoleksi gadget hanya akan menimbulkan gaya hidup konsumtif yang akan membawa pengaruh buruk bagi kehidupan kita.
          Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa dunia pendidikan juga telah dijelajahi dengan gadget. Tidak sedikit orang menggunakan gadget dalam dunia pendidikan. Mungkin motivasi awal dan dasarnya adalah untuk memperlancar aktivitas dalam dunia pendidikan. Namun lambat laun motivasi ini mulai pudar dan tergantikan dengan motivasi lain, misalnya saja untuk menaikkan prestise, untuk menaikkan derajat dalam bidang ekonomi. Bahkan hanya sekadar untuk gaya-gayaan, untuk style saja. Tidak sedikit orang yang menggunakan gadget hanya untuk hal sepele dan kurang efektif seperti ini.


Peranan Gadget bagi Siswa
           Gadget adalah sebuah benda (alat atau barang elektronik) teknologi kecil yang memilki fungsi khusus, tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau barang baru. Gadget selalu diartikan lebih tidak biasa atau didesain secara lebih pintar dibandingkan dengan teknologi normal pada masa penemuannya. Gadget biasa disebut dengan gizmos.
         Teknologi semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Gadget sebagai salah satu contoh teknologi yang banyak diminati juga mengalami perkembangan. Pada era globalisasi ini jenis, fitur, maupun bentuk gadget sudah beragam. Misalnya saja komputer (termasuk laptop dan desktop), handphone, video games gadget seperti PSP, video gadget seperti MP4, audio gadget seperti iPads, dan kamera. Gagets sendiri ini sudah banyak diminati oleh semua kalangan, khususunya di kalangan pelajar, gadget sudah banyak digunakan karena lebih praktis dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.
          IPad telah dilengkapi dengan fitur-fitur yang amat canggih. Sehingga dapat membantu gaya pembelajaran di sekolah, misalnya untuk dapat mengakses sebuah situs untuk mencari artikel atau materi-materi yang dijelaskan di sekolahmu. Tidak sedikit siswa bilang, gadget bisa disebut sebagai pasangan hidup. Karena tanpa gadget mereka akan merasa sangat kesulitan.
         Bagi mereka, gadget merupakan benda yang mutlak mereka miliki. Bahkan tidak jarang diantara mereka yang rela menghamburkan uang untuk mengoleksi gadget-gadget kesukaan mereka. Mengoleksi gadget tidak dilarang tetapi malah dianjurkan karena gadget yang super fungsi ini dapat membantu mempermudah pekerjaan kita. Dengan catatan harus disesuaikan dengan pendapatan. Jika kita tidak pandai mengatur pendapatan dan pengeluaran, maka keinginan untuk mengoleksi gadget hanya akan menimbulkan gaya hidup konsumtif yang akan membawa pengaruh buruk bagi kehidupan kita. Tidak hanya siswa saja yang menggunakan teknologi yang canggih ini, sebagian besar guru-guru pun tidak ketinggalan zaman untuk menggunakan iPad.
          Seiring dengan berubahnya pola atau gaya pembelajaran di sekolah yang saat ini menggunakan LCD Proyector memberikan alasan untuk berpaling ke teknologi ini. Selain memudahkan dalam proses pembelajaran, para siswa dapat terhibur dengan fitur audio atau video yang ada, dan pastinya untuk menghilangkan rasa bosan dan ngantuk yang sering dialami oleh hampir setiap siswa.

Contoh pemanfaatan Gadget dalam Proses Pembelajaran
Membuat grup di facebook yang berbasis pelajaran.

Mendiskusikan soal-soal lewat twitter dengan memberikan hastag tertentu.

Membuat blog yang memungkinkan untuk melakukan banyak hal : berbagi berita, menyimpan materi pelajaran, mengajak beropini, dll.

·        Konsultasi bimbingan karya tulis via email, sehingga tidak perlu mencetak bab per bab ke dalam ratusan kertas. Hal ini bermanfaat baik dalam hal menghemat biaya dan kertas. Jika Indonesia punya tekad, bisa saja dana pendidikan pemerintah diarahkan untuk membangun aplikasi-aplikasi pendidikan untuk smartphone. Aplikasi smartphone masih sangat sedikit yang berkenaan dengan pendidikan walau sudah ada. 
       Saat ini keseharian kita sudah amat dibiasakan dengan perangkat ponsel cerdas. Sebuah perangkat yang pada awalnya dibuat untuk memfasilitasi mereka yang harus berkomunikasi secara bergerak, namun saat ini telah berkembang amat pesat menjadi perangkat cerdas, karena fungsinya teleponnya kadang hanya tertempel, untuk menegaskan fungsinya awalnya. Ponsel cerdas saat ini bahkan bisa mengakses internet, di manapun, kapan pun.
           Sayang seribu sayang, walaupun perangkat ini sudah menjadi perangkat keseharian yang bagai baju, namun masih ada kelompok-kelompok masyarakat dan lembaga yang belum bisa menerima perangkat ini sebagai konsekuensi kemajuan teknologi yang harus disikapi dengan penerimaan dan pendayagunaan cerdas. 
       Saat ini jauh lebih mudah menemukan sekolah yang melarang penggunaan ponsel daripada sekolah yang mendayagunakan ponsel secara massif dalam pembelajaran. Fitur-fitur yang ada di dalam ponsel diperlakukan secara ambigu, sebagai musuh saat tak mampu menanganinya, dan sebagai sahabat manakala "menyenangkan". Alih-laih menjelaskan "kebingungan" ini dan bersama-sama mencari solusi bersama, pihak otoritas sekolah lebih mudah melakukan pelarangan. Padahal seandainya berkenan mengajak para siswa untuk berpikir bersama-sama, bagaimana mendayagunakannya untuk pembelajaran, bukan tidak mungkin akan diketemukan cara-cara yang tepat guna, untuk menempatkan ponsel sebagai salah satu alat bantu belajar yang pokok. 
         Terbayangkah oleh kita, bagaimana mendayagunakan fitur-fitur standar, macam fitur perekam suara dan gambar (diam/bergerak), fitur bluetooth, atau SMS/MMS ? Pernahkah dalam satu kelas dilakukan pendataan, siapa saja yang bawa ponsel, apa jenis ponselnya, mendukung aplikasi apa tidak, dst? Belum lagi jika secara pribadi, guru melakukan eksplorasi, mencari aplikasi untuk ponsel yang sesuai untuk mapel yang diampunya.
        Teknologi memberikan lebih banyak pilihan, keleluasaan serta kemudahan untuk melakukan berbagai kegiatan, termasuk juga kegiatan pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu bidang yang sangat terpengaruh oleh kemajuan teknologi terkait dengan perkembangan metode belajar mengajar, bidang kajian baru hingga aplikasi teknologi dalam mendukung kegiatan pendidikan. Salah satu kemajuan teknologi yang secara perlahan menjadi bagian dari kehidupan sehari–hari adalah alat komunikasi praktis yang disebut dengan telepon genggam. Beberapa telepon genggam dengan teknologi canggih memiliki berbagai kemampuan guna memudahkan berbagai aktifitas.


iPad dalam Pembelajaran
          Setelah munculnya iPad, dunia pendidikan juga mengalami revolusi. Buku teks pelajaran yang selama ini dalam bentuk cetak mulai tersingkir. Di Amerika, sebagai tempat lahirnya iPad, penerbit besar seperti Prentice Hall dan McGraw Hill telah membuat buku pelajaran versi iPad yang lebih interaktif, tidak dalam bentuk pdf yang statis. Sayang sekali, buku ini belum bisa dibeli dari Indonesia. Mungkin Apple masih memprioritaskan wilayah Amerika lebih dulu agar rakyat Amerika tidak terkejar kemajuannya oleh siswa negara lain.

         Dari website Apple dapat disaksikan kalau buku ini sangat memanjakan siswa. Di buku ini tidak hanya ada teks dan gambar, melainkan suara dan video. Kalau mau melihat contohnya, mungkin formatnya seperti majalah Detik atau Media Indonesia versi iPad.

         Beberapa buku digital yang telah saya beli dan cukup memuaskan di antaranya buku Our Choice karya Al Gore. Buku ini terdiri dari banyak bab. Tiap bab berisi beberapa halaman teks. Di setiap halaman terselip foto, video atau audio. Yang uniknya, foto yang ada dilengkapi dengan lokasi. Jika diklik, maka langsung terhubung dengan Google Maps yang menunjukkan lokasi foto tersebut diambil.

            Buku ini juga berisi welcome speech dari Al Gore dan tutorial untuk mengakses buku. Benar-benar pengalaman belajar yang menyenangkan. Siswa pasti akan senang membaca buku ini.

         Di Indonesia sendiri, belum banyak aplikasi pembelajaran yang ada. Untuk buku teks, baru penerbit Grafindo yang berkecimpung. Hanya saja buku Facil terbitan Grafindo ini belum interaktif. Namun, sebagai lompatan untuk menuju buku interaktif, buku ini sudah dianggap memadai. Bayangkan, siswa tak perlu lagi membawa ransel yang berat ke sekolah, tetapi cukup membawa sekeping iPad yang sangat ringan. Memang harga iPad masih relatif mahal, tetapi jika dibandingkan manfaatnya maka harga mahal menjadi relatif. Tentu saja untuk keperluan belajar tidak perlu membeli yang 3G, namun cukup yang edisi wifi saja. Itupun cukup yang berkapasitas memori 16 GB.
Selain menjadi alat untuk membaca buku, iPad juga bisa menjadi alat untuk melakukan presentasi. Guru dapat membuat slide di aplikasi Keynote yang compatible dengan Power Point. Tentu saja aplikasi ini perlu dibeli, meski harganya tidak semahal software asli Microsof Office. Guru tinggal mencolokkan iPad ke proyektor dengan kabel HDMI. Dijamin siswa tidak ada yang tidur.

         Dengan aplikasi Syncsoace yang bisa dibeli di Appstore, guru juga bisa menulis laksana menulis dengan kapur di atas papan tulis. Kalau Anda pernah menyaksikan acara The Golden Way Mario Teguh pasti Anda paham apa yang saya maksudkan.

          Terlepas dari itu, iPad hanyalah alat. Gurulah yang paling berperan untuk mendidik siswa. Diharapkan iPad dapat memudahkan dan mengasyikkan proses belajar mengajar di kelas, bukan malah membuat siswa menjadi orang yang individualis, malas dan kurang kreatif.

            Di tengah banjirnya informasi, terutama dengan begitu mudahnya mencari referensi via mesin pencari kata, sekolah seyogyanya lebih mengarahkan siswanya untuk menjadi pembelajar mandiri yang kreatif, analitis dan pemecah masalah. Apa yang dapat dicari di Google tidak perlu dihapalkan lagi. Satu lagi, pelajaran yang tidak bisa diberikan oleh Google adalah karakter seperti integrity, kegigihan, kepemimpinan, dsb.


Dampak Penggunaan Gadget Bagi Siswa
          Segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi tentunya mempunyai dampak positif dan negatif, tergantung dari pengguna itu sendiri.

          Dampak gadget untuk siswa terasa positif bila orangtua mendampingi dan menerapkan aturan khusus dalam penggunaan gadget. Namun, apa yang terjadi bila anak sudah kecanduan gadget? Gadget tentu berpengaruh terhadap perkembangan anak usia dini, baik secara fisik, kognitif, emosi, sosial, dan motorik.

          Anak hobi bermain gadget selama berjam-jam lamanya, menjadikannya sebagai pribadi yang cuek dan merasa asing dengan lingkungan sekitar karena kurangnya interaksi. Penggunaan gadget yang tidak terkontrol juga bisa membuat prestasi belajar si anak jadi menurun.

           Dalam satu pengamatan sederhana di salah satu prasekolah, terbukti bahwa prestasi anak yang bermain gadget terlihat menurun dibanding prestasi anak rajin membaca dan tidak bermain gadget. Anak yang tidak bermain gadget, prestasinya semakin baik, bahkan mampu melampaui anak-anak yang hobi bermain gadget.



Dampak gadget untuk siswa memengaruhi beberapa perkembangan dan prestasi belajar anak, diantaranya:

Penurunan konsentrasi belajar
        Konsentrasi anak menjadi lebih pendek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Anak cenderung lebih senang berimajinasi dalam tokoh game yang sering ia mainkan menggunakan gadget-nya.

Lemah menganalisa permasalahan
          Anak menjadi malas mencari data dan tidak tertantang untuk menganalisa permasalahan. Ia menginginkan sesuatu serba cepat dan langsung melihat hasilnya, tanpa memperdulikan proses untuk mencapai hasil akhir tersebut.

Malas membaca
       Fitur menarik dari gadget menyuguhkan tampilan visual yang menggoda. Ini justru anak cenderung lebih memilih bermain gadget ketimbang membaca. Padahal membaca sangat bagus untuk mengembangkan imajinasi dari kesimpulan yang dibaca.

Menurunnya kemampuan bersosialisasi
      Tidak heran jika anak yang kecanduan bermain gadget, ia menjadi tidak peduli dengan lingkungan sekitar serta tidak memahami etika bersosialisasi. Anak selalu menginginkan segala sesuatu harus segera ada dan terwujud, karena terbiasa mendapat pemahaman melalui games atau tontonan.
           
          Disamping sisi negatifnya, dampak gadget untuk anak ada sisi positifnya juga, salah satunya terus-menerus menghadirkan informasi terkini, sehingga bermanfaat sebagai sarana untuk membangun kreativitas anak. Pola pikir anak yang kreatif dapat terbentuk jika pemanfaatan gadget diimbangi dengan interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya.

        Fasilitas yang telah diberikan dalam sebuah gadget sebaiknya dipergunakan dengan sebaik mungkin dan sebagaimana mestinya. Telah dijelskan bahwa gadget juga dapat menimbulkan dampak negatif, kita sebagai pengguna hendaknya dapat menggunakan teknologi ini dengan bijak agar tidak terkena dampak negatifnya. Penggunaan gadget yang tidak sewajarnya dapat berpengaruh pada kesehatan. Misalkan penggunaan handphone yang terlalu lama. Karenanya, kita harus mempergunakan gadget dengan cermat agar kiranya tidak berakibat buruk bagi kesehatan. Bagi maniac gadget hendaknya dapat mengatur waktu seperti mengurangi intensitas pemakaian gadget agar tidak melalaikan kewajiban utama. Bagi yang suka mengoleksi gadget hendaknya dapat mengatur mana keperluan yang lebih penting atau tidak penting agar tidak menimbulkan gaya hidup yang konsumtif. Sebagai generasi muda, kita perlu berperan dalam kemajuan teknologi yang ada pada era globalisasi ini agar kita selalu dapat mengikuti perkembangan zaman.

      Tidak mungkin menolak teknologi yang hadir untuk mempermudah kita mencapai berbagai tujuan pekerjaan maupun mendukung kehidupan pribadi dan sosial. Di mana pun dan kapan pun, teknologi selalu memiliki dua sisi yang berseberangan. Tak ubahnya pisau dapur, bisa untuk memotong wortel, bisa juga untuk menusuk orang. Apakah kemudian akan melarang penggunaan pisau? Mempelajari resiko pemakaian pisau dan mendayagunakannya untuk kemanfaatan, itulah yang harus dipelajari.